Gribs: Glam Rock Masa Kini

Gribs: Glam Rock Masa Kini - Waktu budaya yang terus bergulir tidak menawarkan lagi sesuatu yang menarik, beberapa golongan memilih kembali pada budaya di sebuah era yang mereka kenali dan senangi. Maka tidak heran dalam satu dekade belakangan ini, penggiat musik di Tanah Air, baik yang berdiri di atas jalur mainstream, menyebut dirinya indie, maupun mereka yang berada di jalur abu-abu menemukan kenangan lama dan melebur di dalamnya.

Ada nuansa musik era 1980-an yang keluar lewat komposisi suara dan suguhan teknologi di zaman itu. Ada pula yang meleburkan diri pada era ketika musik keras masih sebatas disebut rockabilly.

Tidak ketinggalan, mereka yang “memurnikan” definisi musik cadas. Di dalam definisi ini, ada banyak kanal-kanal rock yang sedianya pernah menjadi kegemaran anak-anak di Indonesia, sesuai zamannya masing-masing. Entah apakah tepat menyebut era God Bless atau Motley Crue mutlak sebagai glam rock. Namun, sebuah band baru, Gribs, memperlihatkan benang merah yang serupa.

Gribs adalah akronim dari Gondrong Kribo Bersaudara. Barangkali dengan membaca nama ini, Anda sudah punya asosiasi tersendiri pada sebuah era musik yang telah lewat. Namun, mereka tidak terlampau konyol seperti halnya Seurieus.

Dengan suara yang pecah, nyaring, dan kerap menggapai nada tinggi, Rezanov sang vokalis menyanyikan nilai-nilai kuno tentang perjuangan hidup, nyali, dan belati. Terkadang, ada suara-suara nihilistis, seperti pada lagu “Malam Frustrasi”. Namun di sisi lain, mereka terdengar optimistis mempertanyakan zaman yang sedang mereka jalani, mulai dari rasa khawatir terhadap generasi sekarang, hingga ungkapan sarkastis terhadap tayangan sinetron Indonesia yang sudah dianggap “kelewatan”.

Tutup telingamu!
Pejamkan matamu!
Kepalkan tanganmu!
Kami tak segoblok itu!

Begitulah bombardir kata-kata dengan balutan gitar distorsif Les Paul dari Dion Arnaldo pada lagu “Sinetron Indonesia”.

Di lagu “Klaten”, mereka coba mencelupkan nuansa lokal tanpa malu-malu yang justru mengingatkan kita pada Vince Neil (Motley Crue) saat melantunkan “Home sweet home…”, hal yang juga dilakukan musisi lain, khususnya di era glam, ketika bercerita tentang kota yang pernah mereka datangi dan ingin kembali lagi. Di lagu ini pula, di bagian tengah, Rashta sang drummer memainkan tom-tom bernada tinggi secara konstan dibarengi petikan pentatonis oleh Dion, disusul suara bass dari Arief, dan jadilah nuansa “kejawa-jawaan”.

Ketiga belas lagu dari album self-titled ini semuanya dalam bahasa Indonesia. Lagu demi lagu tersusun beralur, dibuka dengan “Rocker” yang cukup memancing, lalu ditengahi berbagai kesenduan tapi tidak terjerumus menjadi mellow, dan diakhiri dengan “Rock Bersatu” yang ngebut , terdengar ramai, dan cukup progresif. Singkat kata, inilah album yang menuai kembali semangat dan kedigdayaan glam rock di Tanah Air

Comments :

0 komentar to “Gribs: Glam Rock Masa Kini”

Post a Comment